Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Gunungkidul menetapkan woodball sebagai oleh raga baru yang akan diikutkan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) mendatang. Tim Woodball Gunungkidul terus melakukan latihan untuk menghadapi event tersebut.
Ketua Indonesia Woodball Asosiation (IWA) Gunungkidul, Huntoro PW mengatakan, woodball merupakan olah raga baru yang masuk dalam KONI Gunungkidul. Olahraga ini mulai masuk di Gunungkidul 2 tahun lalu dan baru resmi masuk ke KONI Gunungkidul Februari 2015 kemarin.
“Belum semua masyarakat memahami olah raga ini, karena tergolong baru. Kini baru ada lima kecamatan, yaitu: Ponjong, Karangmojo, Semanu, Playen dan Wonosari, yang mengikuti latihan olah raga ini,” kata Huntoro, di sela mengikuti Kejuaraan Woodball di Taman Kota, Wonosari, Minggu (8/3/2015).
Lanjut Huntoro, ada sekitar 32 atlet di Gunungkidul yang menekuni olah raga asli dari Taiwan ini. Agar olah raga lebih dikenal dimasyarakat, KONI melalui perwakilan pengurus di setiap kecamatan akan melalukan sosialisasi.
“Secara administasi dan kepengurusan Indonesia Woodball Asosiation (IWA) Gunungkidul saat ini sudah terbentuk,” tambah Camat Semin ini.
Lanjut Huntoro, Kejurkab yang digelar diharapkan dapat menjaring atlet Woodball terbaik Gunungkidul untuk berlaga di Kejuaraan Daerah (Kejurda) dan Porda Juli mendatang. Rencananya, IWA Gunungkidul akan memfokuskan latihan olah raga woodball dengan mengambil tempat di Taman Kota Wonosari.
“Untuk tahun ini, Gunungkidul akan menjadi tuan rumah. Memang saat ini kita masih terkendala keterbatasan alat,” ucapnya.
Untuk diketahui, prinsip permainan woodball mirip dengan permainan golf. Permainan tersebut dilaksanakan di lapangan terbuka, setiap lapangan idealnya terdiri dari 12 fairway.
Dalam setiap fairway terdapat start area dan gate area. Setiap pemain memukul bola dari start area hingga ke gate area hingga memasukkan bola. Setiap pukulan dihitung dan diakumulasiakan dengan pukulan fairway lain. Juaranya dilihat dari permainan yang paling kecil scornya.
Permainan woodball ini menggunakan malet (pemukul), bola dan gate (gawang) yang semuanya terbuat dari kayu. Kini alat permainan ini sudah banyak diperjual belikan di toko olah raga di Gunungkidul maupun Yogyakarta. Satu set alat Woodball dapat dibeli sekitar Rp 300 ribu.
Ketua Indonesia Woodball Asosiation (IWA) Gunungkidul, Huntoro PW mengatakan, woodball merupakan olah raga baru yang masuk dalam KONI Gunungkidul. Olahraga ini mulai masuk di Gunungkidul 2 tahun lalu dan baru resmi masuk ke KONI Gunungkidul Februari 2015 kemarin.
“Belum semua masyarakat memahami olah raga ini, karena tergolong baru. Kini baru ada lima kecamatan, yaitu: Ponjong, Karangmojo, Semanu, Playen dan Wonosari, yang mengikuti latihan olah raga ini,” kata Huntoro, di sela mengikuti Kejuaraan Woodball di Taman Kota, Wonosari, Minggu (8/3/2015).
Lanjut Huntoro, ada sekitar 32 atlet di Gunungkidul yang menekuni olah raga asli dari Taiwan ini. Agar olah raga lebih dikenal dimasyarakat, KONI melalui perwakilan pengurus di setiap kecamatan akan melalukan sosialisasi.
“Secara administasi dan kepengurusan Indonesia Woodball Asosiation (IWA) Gunungkidul saat ini sudah terbentuk,” tambah Camat Semin ini.
Lanjut Huntoro, Kejurkab yang digelar diharapkan dapat menjaring atlet Woodball terbaik Gunungkidul untuk berlaga di Kejuaraan Daerah (Kejurda) dan Porda Juli mendatang. Rencananya, IWA Gunungkidul akan memfokuskan latihan olah raga woodball dengan mengambil tempat di Taman Kota Wonosari.
“Untuk tahun ini, Gunungkidul akan menjadi tuan rumah. Memang saat ini kita masih terkendala keterbatasan alat,” ucapnya.
Untuk diketahui, prinsip permainan woodball mirip dengan permainan golf. Permainan tersebut dilaksanakan di lapangan terbuka, setiap lapangan idealnya terdiri dari 12 fairway.
Dalam setiap fairway terdapat start area dan gate area. Setiap pemain memukul bola dari start area hingga ke gate area hingga memasukkan bola. Setiap pukulan dihitung dan diakumulasiakan dengan pukulan fairway lain. Juaranya dilihat dari permainan yang paling kecil scornya.
Permainan woodball ini menggunakan malet (pemukul), bola dan gate (gawang) yang semuanya terbuat dari kayu. Kini alat permainan ini sudah banyak diperjual belikan di toko olah raga di Gunungkidul maupun Yogyakarta. Satu set alat Woodball dapat dibeli sekitar Rp 300 ribu.
Tag :
even
0 Komentar untuk "Olah Raga Woodball Resmi Masuk Gunungkidul"